
MENGHADAPI TANTANGAN INFRASTRUKTUR GLOBAL
Federation Internationale des Ingenieur-Conseilsatau FIDIC, asosiasiconsulting engineerinternasional, dengan prinsip â??one country one consulting engineer association memberâ??, memandang bahwa Infrastruktur sangat kritikal untuk mengurangi kemiskinan di berbagai Negara.Ketersediaan infrastruktur dasar memiliki dampak yang sangat besar bagi kualitas kehidupan manusia.Oleh sebab itu, pembahasan solusi dari setiap hambatan dan tantangan dalam pembangunan infrastruktur harus selalu dilakukan secara intensif.Ada 4 tantangan pembangunan infrastruktur yang menjadi isu pembahasan dalan konferensi,yakni: pendanaan, urbanisasi, pemanasan global dan teknologi informasi. Adapun tantangan tersebut hanya dapat diatasi oleh inovasi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Terkait dengan tantangan pendanaan,pembangunan infrastruktur sebagian besar masih menggunakan danapemerintah yang pasti masih belum cukup, sehingga memerlukan peran serta yang lebih dari swasta untuk menutup kekurangan pendanaan. Partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur saat ini paling besar di negara Brazil dengan nilai partisipasi swasta pada tahun 2013 mencapai kurang lebih USD 35 miiliar, diikuti oleh Turki, India, Mexico, Rusia dan Cina. Adapun sektor yang menjadi target partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur adalah di bidang energi yang mencapai 43 % dari total nilai partisipasi swasta dan telekomunikasi yang mencapai 29 % dari total nilai partisipasi swasta.
Sebagai pembanding,Indonesia, sebagai negara yang sedang intensif melakukan pembangunan infrastruktur, partisipasi swasta masih terbilang cukup minim.Dari total dana pembangunan infrastruktur dan sektor riil dalam Masterpan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sebesar Rp355 triliun, pihak swasta hanya menyumbang kontribusi 5 %, sedangkan kontribusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 30 %, pemerintah sebesar 36 %, dan campuran (BUMN, Pemerintah, Swasta) sebesar 28 %.Partisipasi swasta di Indonesia, perlu disadari masih sangat minim dan harus dapat ditingkatkan, mengingat berdasarkan analisis yang dilakukan oleh salah satu pembicara, setiap peningkatan investasi infrastruktur sebesar 10 % akan meningkatkan GDP suatu negara sebesar 1%.
Oleh sebab itu, sesungguhnya pendanaan oleh swasta adalah salah satu kunci bagi Indonesia untuk dapat melakukan pembangunan infrastruktur yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Peran swasta dalam membangun infrastruktur dapat ditingkatkan dengan inovasi skema dan insentif dari pemerintah agar swasta dapat masuk ke proyek infrastruktur serta penyederhanaan regulasi perizinan investasi yang dapat mempermudah investor asing dan swasta nasional masuk ke dalam proyek infrastruktur.
Terkait dengan permasalahan urbanisasi, pembangunan infrastruktur dihadapkan kepada situasi dimana jumlah penduduk perkotaan yang meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun.Selain itu, berdasarkan data yang ada, 54 % dari total populasi di dunia merupakan masyarakat perkotaan selain itu 75 % konsumsi energi dunia berasal dari perkotaan dan merupakan penyumbang 80 % dari emisi CO2. Oleh sebab itu, perencanaan pembangunan infrastruktur perkotaan yang terintegrasi menjadi sangat penting. Infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dapat terbentuk dengan suatu transformasi,di mulai dari â??brick and steel infrastructureâ?? dimana bangunan infrastruktur masih dibangun dengan teknologi dasar, semi automated infrastructure dimana gedung-gedung sudah dibangun secara modern dan manajemen lalu lintas sudah dilakukan meskipun masih bersifat statis, smart infrastructure dimana gedung sudah dibangun dengan teknologi otomasi serta manajemen lalu lintas yang dinamis danfully integrated and intelligent infrastructuredimana seluruh infrastruktur sudah terintegrasi secara real time. Tentunya transformasi tersebut hanya dapat dicapai dengan peningkatan kapasitas institusional Pemerintah dalam memetakan infrastruktur yang ada serta melakukan inovasi dalam merencanakan pengembangan infrastruktur perkotaan yang terintegrasi.
Berdasarkan tantangan-tantangan dalam pembangunan infrastruktur, menjadi pertanyaan adalah dimana peran consulting engineer.Presiden FIDIC dalam pembukaan konferensi ini menyatakan bahwa keterbatasan pendanaan infrastruktur di seluruh dunia, membuat kita harus meluangkan banyak waktu untuk melakukan perencanaan yang berkualitas dibanding melaksanakan pembangunan, hal tersebut membuat peranconsulting engineersangat strategis dalam pembangunan infrastruktur.Tiga peran strategis consulting engineer yakni:
a. Mendukung inovasi proses konstruksi dengan selalu memperbaharui trend dan pengetahuan akan teknologi-teknologi baru, meningkatkan pemahaman mengenai keterkaitan antara infrastruktur diberbagai sektor serta memberikan masukan kepada pemasok teknologi terkait kebutuhan dilapangan.
b. Menjadi penasihat yang dapat dipercaya bagi pengguna jasa dan kontraktor dengan cara memfasilitasi komunikasi antar pihak, menciptakan transparansi dari setiap risiko dan peluang-peluang solusi baru, serta dengan memberikan advokasi pengadaan berdasarkan kinerja spesifikasi
c. Berpartisipasi dalam setiap standarisasi di setiap bidang jasa konstruksi, dengan cara mengikuti kegiatan standarisasi dilingkungan regional dan internasional.,